BUKA BAJU RUNCING DAN BELO
Jarahan Agus selama ini banyak luncurkan streetfighter. Kemungkinan bakal berlanjut sampai 2007. Begitupun order motor fairing di JMS mulai berkurang. Kebanyakan serba naked yang simpel.KLIK - Detail
Kepastian yang bakal seru dan menonjol terletak di lampu depan. “Minus fairing justru pamer head lamp yang melotot,” jelas Budi yang sudah terapkan batok lampu Suzuki Hayabusa telanjang di Honda Tiger.
Selain itu minat motor jangkung tetap tidak pudar. Seperti aliran supermoto untuk aspal perkotaan dan gaya trail untuk di jalan kampung tapi tidak kampungan.
SKUBEK CENDERUNG BELO
Bahkan tidak lama lagi Suzuki Spin 125 juga begitu. Dua lampu di depan besar. Ini akan menyaingi Honda Vario yang duluan tampil dengan mata mencontek dari desain Honda CBR1000.
Coba lihat lagi desain skubek dunia, pabrikan Gilera misalnya. Bukan cuma lampu yang besar. Tapi bodi juga ikut gambot macam tahun babi. Bahkan tebeng depan juga dibikin lebar. Melindungi badan skubeker yang cenderung manja.
Modifikator lokal ditantang bikin bodi gambot namun futuristik. Ayo tiru Gilera Nexus 125 4-tak. Kan mesin sama dengan Spin 125. Meski bodi gambot sudah pasti kuat.
BEBEK LANGSING
Terus kesan balap kian kuat setelah batok lampu dibikin bulat alias minus lampu. Gelap dong? Nggak tuh, taunya headlamp direlokasi ke area sayap depan, ini sih terinspirasi muka depan Jupiter MX yang kental unsur sport-nya.
“Memadukan komponen bodi asli dengan bodi bikinan memang lagi mewabah,” timpal Topo Gadhoel, juragan Tauco Custom, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ini perlu kejelian builder agar klop memadukan ‘baju’ asli dengan ‘jubah’ karya sendiri.
Em-Plus sempet intip di bengkelnya ada Honda Supra X 125 dengan sayap depan asli tapi buritan custom. Juga ada Yamaha Vega memakai sayap Jupiter MX, bodi selebihnya dibikin ulang dari pelat besi.
Sekali lagi tampilan Yamaha Tachyon saat PRJ 2005 masih membekas di benak modifikator. Komentar mereka ini adalah contoh motor bebek yang sempurna dari tampilan dan inovasi, layak ditiru maksudnya.
“Termasuk knalpot kolong ala MotoGP (underseat muffler) bakal tetap laris diaplikasi di motor bebek, kesannya balap banget!” puji Big dari bengkelnya di Jl. Haji Mugeni, 1/35, Pisangan, Jatinegara, Jakarta Timur.
Kesan bebek ramping kian menonjol kalau pakai knalpot kolong. Kalau dilihat dari sisi kanan atau kiri tak ada tabung peredam suara yang ‘menganggu’ pemandangan. Kesannya rapi bin bersih!
CHOPPER RADIKAL
Nggak asal ngomong, bengkel di Cisaranten Kulon, No. 44, Bandung ini pernah menggabungkan dua mesin beda. “Bawahnya Indian atasnya Triumph atau bawah HD Forty Five 750 cc, atas mobil Toyota. Ini kan bikin orang bingung?” kekehnya. Buat Sony, ini bisa jadi tren chopper 2007.
Nggak cuma mesin yang kanibal sana-sini, tapi pilihan bahan sasis juga makin beragam. Ia mancontohkan chopper bersasis kotak yang jadi nominasi The Best Custom di Bandung Bike Week di pertengahan 2006 lalu.
Konsep yang makin radikal juga disetujui builder lain semisal Dodi Chrome Jakarta atau Retroclassic Jogja yang dikomandoi Lulut ‘LT’ Wahyudi. Dodi bisa menjawab tantangan Sony ikhwal revolusi sasis di chopper. Karyanya S&S Predator tubelles alias tanpa down tube, bisa jadi acuan chopper 2007.
Gelagat desain makin radikal juga jelas melanda builderdunia. Asyiknya, konsep mereka semakin jelas. Maksudnya bukan aliran hyper-custom yang nyeleneh alias wacky bike, seperti sepuluh roda atau seratus karbu. Mereka tetap mementingkan design follow function alias MEFRIK.
Darah muda macam Roland Sand atau Jesse Rooke membuktikannya. Chopper gaul, sasis dinamis dan menyimpang pakem chopper udah dilakoni. Roland berani menggabungkan mesin yang sebelumnya asing di habitat chopperis seperti KRV5 Tracker. Yakni mesin V5 untuk MotoGp.
Di sisi lain banyak pengamat percaya chopper2007 lebih kalem dan klasik. Gaya Jepang yang cenderung ol skool, lebih flat, bobber, rake rapat dan dekat ke nuansa hot rods. Bisa menggeser motor serbacentang seperti yang dilakoni chopperis Skandinavia juga Amerika macam jarahan Orange County Chopper (OCC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar